Dewasa awal yaitu berusia 20-40 tahun, adalah masa peralihan dari
ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan
diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis. Golongan
dewasa awal mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang
telah dibina sejak masa remaja.
Berikut
Beberapa Tugas Dewasa Awal, Menurut Turner Dan Helms (1995) :
a.
Menjadi
warga negara yang bertanggung jawab.
b.
Membina
kehidupan rumah tangga
c.
Meniti
karier dalam rangka
d.
memantapkan
kehidupan ekonomi rumah tangga
e.
Mencari
dan menemukan calon pasangan hidup
Penunjang
Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal :
a.
Efisiensi
fisik.
b.
Kemampuan
motorik
c.
Kemampuan
mental
Penghambat
Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal :
a.
Unrealistic
Aspiration (Aspirasi yang tidak realistis)
b.
Overprotectiveness (perlindungan yang berlebihan).
c.
Prolonggation
of peer group influences (perpanjangan
pengaruh peer group).
d.
Discontinuities
in training (latihan yang
tidak berkesinambungan)
DAYA TARIK DAN CINTA
Kedekatan fisik
tidak menjamin bahwa kita akan membangun hubungan positif dengan seorang
individu. Keakraban dapan menumbuhkan kebencian, tetapi keakraban adalah kondisi
yang diperlukan untuk terbangunnya suatu hubungan dekat.
Salah satu
pelajaran penting tentang hubungan dekat adalah bahwa kita suka berkumpul
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan kita. Kita memiliki kesamaan sikap,
perilaku dan karakteristik. Pada beberapa kasusu terbatas dan pada beberapa
karakteristik tertentu, perbedaan mungkin akan menarik, misalnya orang yang
tidak mempunyai uang berharap mempunyai teman yang mempunyai banyak uang, orang
yang introvert berharap mempunyai teman dengan orang ekstrovet. Tetapi umumnya
kita tertarik dengan individu yang memiliki karakteristik yang sama daripada
karakteristik yang berbeda (Brendt & Perry, 1990).
Validasi
konsensual (consensual validation) memberikan sebuah penjelasan mengapa seorang
individu tertarik kepada orang yang memiliki kesamaan dengannya. Sikap dan
perilaku kita didukung ketika sikap dan perilaku ketika sikap dan perilaku
orang lain sama dengan kita, sikap dan perilaku mereka menguatkan sikap dan
perilaku kita.
Cinta mengacu
pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Klasifikasi yang umum
menggambarkan 4 bentuk cinta, yaitu: altruisme, persahabatan, cinta yang
romantis, dan cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.
a.
Persahabatan
Persahabatan
(friendship) adalah satu bentuk hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan (kita
suka menghabiskan waktu dengan sahabat kita), penerimaan (kita menerima teman
kita tanpa mencoba mengubahnya), kepercayaan (kita menganggap seorang teman
akan bertindak untuk kepentingan kita yang paling baik), hormat (kita berpikir
teman kita membuat keputusan yang baik), saling menolong (kita menolong dan
mendukung teman kita dan sebaliknya), menceritakan rahasia (kita berbagi
pengalaman dan hal-hal yang rahasia dengan seorang teman), mengerti (kita
merasa seorang teman sangat memahami kita dan memahami apa yang kita suka) dan
spontanitas (kita merasa bebas untuk menjadi diri sendiri di depan seorang
teman). (Davis,1985)
Menurut Rubin
(ahli psikologi sosial), menyukai berarti menyadari bahwa orang lain sama dengan
kita, hal ini termasuk penilaian positif dari seorang individu.
Menurut Keith
Davis, teman dan pasangan romantic sama-sama memiliki sifat menerima, percaya,
hormat, terus terang, memahami, spontanitas, saling menolong dan kebahagiaan.
Hubungan dengan kekasih lebih melibatkan kekaguman dan eksklusivitas.
b.
Cinta yang romantis atau bergairah
Cinta yang
romantis (romantic love) juga disebut cinta yang bergairah atau eros, cinta
tersebut memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan dan seringkali mendominasi
bagian awal suatu hubungan cinta. Api gairah membakar dalam cinta yang
romantic. Cinta seperti inilah yang dimaksud ketika kita mengatakan sedang
jatuh cinta.
Cinta yang romantic adalah alasan
utama kita untuk menikah. Suatu penelitian menunjukkan bahwa laki-laki akan
terus tidak menikah jika mereka tidak jatuh cinta, sebaliknya perempuan lebih
memilih tidak memutuskan atau bahkan tetap menikah meskipun mereka tidak
mencintai calon suaminya (Kephart, 1967).
Cinta romantic
sangat penting bagi dewasa awal, lebih dari separuh menyebutkan kekasih
romantic daripada menyebut orang tua, saudara kandung atau teman. Kepada
kekasih romantic, seorang individu mengatakan “saya mencintai”, tidak sekedar
“saya cinta”.
Cinta yang
romantic mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda (ketakutan,
kemarahan, gairah seksual, kesenangan dan kecemburuan).
c.
Cinta
yang penuh afeksi atau kebersamaan
Cinta lebih
dari sekedar gairah. Cinta yang penuh afeks (affection love) juga disebut cinta
penuh kebersamaan. Yaitu tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk
berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan sayang
terhadap orang tersebut.
Tahap awal dari
cinta yang romantic dipenuhi oleh campuran antar daya tarik seksual dan
pemuasan, menurunkan rasa kesepian, ketidakpastian tentang jaminan
berkembanganya perasaan attachment yang lain, dan suka cita dari mengeksplorasi
keunikan manusia lain. Bersama dengan waktu, daya tarik seksual semakin
berkurang, kecemasan dan attachment juga semakin sedikit atau malah
menghasilkan konflik dan penarikan diri (withdrawal). Keunikan digantikan oleh
keakraban dan pasangan menemukan diri mereka terikat dalam hubungan yang saling
menyayangi secara mendalam atau tertekan-merasa bosan, kecewa, kesepian atau marah.
Cinta yang
penuh perasaan terdiri atas dua tipe cinta: keintiman dan komitmen.
Teori cinta
triangular (the triangular theory of love) adalah suatu teori Sternberg yang
menyatakan bahwa cinta memiliki tiga bentuk utama, gairah, kenitiman, dan
komitmen.
-
Gairah
adalah daya tarik fisik dan seksual pada pasangan.
-
Keintiman
adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam
hubungan.
-
Komitmen
adalah penilaian kognitif kita atas hubungan dan niat kita untuk mempertahankan
hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.
Ketika hanya ada gairah (dengan
rendahnya atau tidak adanya keintiman dan komitmen), hanya nafsu yang terjadi.
Hal ini mungkin terjadi dalam suatu perselingkuhan atau orang yang tidak
terikat di mana hanya ada sedikit keintiman dan ketiadaan komitmen. Jika
hubungan memiliki keintiman dan komitmen, tapi sedikit gairah atau bahkan tidak
ada, cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan terjadi, sebuah pola yang sering
ditemukan pada pasangan bahagia yang telah menikah bertahun-tahun lamanya. Jika
gairah dan komitmen ada tapi keintiman tidak ada , Stenberg menyebut hubungan
itu sebagai cinta yang konyol (fatuos love), seperti saat seseorang memuji
seseorang dari jauh. Jika hnya tiga komponen cinta (gairah, keintiman dan
komitmen) ada, maka itulah tipe cinta yang paling kuat dialami, Sternberg
menyebut cinta ini sebagai cinta yang sempurna (consummate love).