Senin, 19 September 2011

PEMBUNUHAN KARAKTER SEJAK DINI DI INDONESIA




Indonesia, negara yang amat kaya dengan keragaman flora, fauna, budaya, dan bahkan tradisi agama, negara yang diberi fasilitas lengkap oleh Tuhan seharusnya menjadi negara yang sangat makmur melebihi negara-negara yang kekurangan SDA. Namun kesemuanya itu akan menjadi malapetaka dan sengketa kalau kita tidak bisa menjaganya dan menyikapinya dengan arif.
Demokrasi merupakan sistem yang sampai saat ini masih dipercaya bangsa Indonesia sebagai sistem yang paling tepat bagi keberlangsungan proses seleksi dan suksesi secara fair bagi tampilnya pemimpin yang dianggap paling memiliki kompetensi baik dari segi integritas maupun keahlian, apapun agama maupun golongannya, kini sedang menghadapi ujian bertubi-tubi di negeri ini.
Ujian terhadap demokrasi muncul dari berbagai dimensi. Mulai dari bidang politik yang berkembang maraknya  berbagai kasus korupsi baik di lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif menunjukkan betapa bobrok sistem birokrasi dan pemerintahan di Indonesia. Politik uang pun semakin merajalela. Belum lagi ketidakpastian hukum yang ditandai dengan masih tidak transparan dan jelasnya hukum di Indonesia, masih banyaknya perlakuan yang tidak setara dalam penegakan hukum. Dalam bidang keagamaan, kekerasan beragama ada pada tingkatan yang tidak dapat ditenggang dalam suatu sistem demokrasi. Dan dalam ekonomi juga keadaan Indonesia sangat menyedihkan.
Mengapa semua ini terjadi? Padahal pelaku utama dari semua masalah di atas adalah para ilmuan, orang-orang yang pintar dan terpelajar di Indonesia. Apa salah mereka? Apa salah kita dan rakyat kecil yang juga terkena imbasnya? Apa salah bangsa Indonesia?
Selama ini bangsa kita terlalu sibuk dan bercita-cita terlalu tinggi dengan menghapus atau memberantas secara langsung masalah-masalah yang sudah mengakar itu. Tapi kita lupa untuk menelaah dan mengevaluasi akar masalah/masalah awal yang telah mengakar dan mungkin tidak disadari oleh semua warga Indoesia yang menyebabkan masalah-masalah besar itu. Akar masalah itu yaitu satu, PENDIDIKAN.
Kita perlu menelaah pendidikan di Indonesia. Mulai dari pendidikan awal, ,masa buaian, prasekolah, sekolah, hingga perguruan tinggi.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan kemahirannya dalam berbicara. Ketika delegasi dari Indonesia mengikuti olimpiade-olimpiade internasional, maka tak jarang juga delegasi tersebut berhasil membawa pulang medali yang membanggakan bangsa. Bahkan delegasi dari Amerika, Jerman, atau Cina pun terkadang terkalahkan. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia adalah orang-orang yang cerdas dan pintar, meskipun kebanyakan hanya pintar dalam teori karena kurangnya fasilitas untuk praktikum.
Tapi mengapa bangsa kita begitu terpuruk dan sangat jauh tertinggal dari negara-negara maju seperti Cina, Amerika, Jepang yang kadang kita kalahkan saat olimpiade internasional?
Penyebabnya adalah karena selama ini bangsa Indonesia sendiri yang telah membunuh karakter anak-anak generasi penerus bangsa. Bangsa Indonesia sangat bangga dan begitu menyombongkan kebodohan dan penganiayaan terhadap putra putri mereka sendiri.
Indonesia mempunyai sistem/kurikulum pendidikan yang paling banyak di dunia. Bangsa Indonesia terlihat hebat karena bisa dan berhasil mengajarkan calistung (baca, tulis, hitung) kebada balita. Hal ini merupakan fakta yang teraplikasi di Indonesia dengan adanya Play Group (pra TK), TK (taman kanak-kanak), atau mungkin pengajaran yang sudah ditekankan di rumah sebelum memasuki pembelajaran itu.
Salah satu target yang masuk dalam kurikulum pendidikan di play group dan taman kanak-kanak adalah mengantarkan lulusan siswa/siswinya untuk bisa menguasai calistung agar siap berkompeten ketika masuk sekolah dasar. Hal ini merupakan penganiayaan dan kedholiman para pembuat sistem tersebut, para pengajarnya, dan para orang tua. Mereka telah merampas hak-hak anak dalam merasakan dan menikmati kodrat karakteristiknya sebagai anak-anak awal.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terlontarnya pernyataan di atas, yaitu:
1.        Play group dan taman kanak-kanak
Dari nama lembaga tersebut (play group dan TK) sudah terlihat jelas bahwa komunitas ini adalah tempat bermain yang terkontrol untuk anak-anak. Tempat mereka merasakan indahnya masa kecil dan tempat awal untuk belajar bersosial dengan orang lain (teman sebaya)
Dalam tingkatan ini anak boleh mulai diperkenalkan dengan calistung. Namun calistung itu harus dikenalkan dengan cara-cara yang menyenangkan. Dan tidak seharusnya perkenalan itu dijadikan sebuah kewajiban yang membelenggu masa-masa anak.
Banyak kasus-kasus di Indonesia yang menyatakan bahwa anak kecil(balita) sudah terjangkit penyakit stress. Banyak anak-anak playgroup dan TK yang mengelu, “Bu, kenapa sih sekolah itu tidak menyenangkan? Kenapa sih sekolah itu sulit?”, begitu lugunya pertanyaan dan pernyataan mereka terlontar. Sehingga tidak heran jika pada masa-masa sekolah selanjutnya mereka menjadi tidak semangat dan malas belajar. Padahal perjalanan pendidikan mereka masih sangat panjang, mulai dari SD, SMP, SMA, kuliah S1, dan pada zaman ini kuliah S2 dan S3 sepertinya juga telah menjadi tuntutan.
Terkadang mereka juga mendapat tekanan dari orang tua yang tidak memahami perkembangan jiwa anaknya. Mereka menuntut anaknya agar bisa calistung sebelum waktunya agar mereka dapat membanding-bandingkan dan menyombongkan anaknya dengan anak orang tua-orang tua lain. Begitu mudahnya mereka menukar kepribadian dan kebebasan anak hanya untuk kegengsian mereka.
Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, perkembangan mereka, masa depan mereka, dan masa depan bangsa kita.
2.        Menurut Peaget, seorang tokoh psikologi yang sangat berpengaruh dalam hal pendidikan mengatakan bahwa masa operasional anak adalah dimulai pada umur 7 tahun. Salah satu kemampuan operasional itu adalah calistung. Dan akibat anak yang dipaksa memahami calistung sebelum masa opersional adalah bahwa ketika dewasa dia akan menjadi orang dewasa yng kekanak-kanakan karena masa kecilnya telah direnggut oleh kebodohan dan kebutaan publik.
Denmark, negara yang menerapkan pembelajaran calistung pada usia 7 tahun dianggap sebagia negara yang bebas dari buta huruf. Sedangkan Perancis yang menerapkan calistung pada usia 5 tahun diidentifikasi buta huruf dan hambatan belajar 30% dari penduduknya. Sedangkan kita? Berapa penduduk yang menglami buta huruf? Hampir tidak terhitung.
3.        Dari segi medis, otot-otot, syaraf, dan fungsi fisiologis balita belum mencapai kesempurnaan. Sehingga jelas dan wajar jika balita tidak bisa duduk dengan tenang mendengar dan menyimak pelajaran calistung. Mereka belum mampu untuk disuruh duduk dengan tenang dalam waktu yang lama, mereka suka berlari-lari. Hal tersebut bukan semata karena mereka nakal/bandel, tapi fungsi fisiologisnya jugalah yang ikut mempengaruhi tingkah lakunya. Sehingga sangat tidak etis jika kita memaksa sesuatu yang belum waktunya.
4.        Penelitian mutakhir para psikolog, psikiater, dan ilmuan telah menyatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam menjalankan hidupnya hanya 15% yang dipengaruhi oleh IQ (Intelligence Quation). Sedangkan 85%nya ditentukan oleh EQ (Emosional Quation) dan SQ (Spiritual Quation).
Bangsa kita selama ini terlalu suka membesarkan hal-hal yang kecil dan melupakan hal-hal yang besar.
Bangsa kita terlalu sibuk mempersiapkan dengan paksa agar anaknya menjadi seorang yang jenius dan mempunya IQ yang tinggi. Padahal kita lupa bahwa selain  itu ada faktor lain yang lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kehidupan seseorang, yaitu EQ dan SQ.
Bangsa kita selalu membanggakan anak yang pintar calistung dan kurang menghargai anak yang berbakat lain dalam EQ maupun SQ.
Beberapa orang yang berkecimpung dalam penentuan peraturan kurikulum playgroup/TK telah mengetahui masalah seriuas ini, namun kebanyakan mereka lebih memilih untuk menutup mata dan larut dalam kebodohan publik. Mereka banyak mengatakan, “ kami mengetahui dan menyadari tentang masalah kepribadian anak ini, namun kami tidak bisa menerapkannya. Karena jika ada anak yang keluar dari lembaga ini dan belum bisa calistung, maka lembaga ini tidak akan mendapatkan kepercayaan dari walimurid lagi dan lembaga ini tidak akan laku lagi”.
Betapa kejamnya mereka yang menukar kepribadian anak hanya untuk profit dan kepentingan bisnis semata. Mereka lupa bahwa anak adalah generasi bangsa yang akan memperjuangkan kemakmuran bangsa ini. Anak merupakan aset penting dunia dan kahirat.
Jika mereka hanya dibekali dengan IQ tanpa EQ dan SQ yang cukup, maka hasilnya akan sama dengan kebanyakan kasus di Indonesia saat ini (orang-orang pintar yang menyalah gunakan jabatannya, menyakiti rakyat, korupsi, dan hal-hal mengerikan lainnya).
Laporan terakhir lembaga terkemuka di dunia menunjukkan bahwa tanpa adanya perubahan serius dalam penataan kelembagaan dan institusi kita, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dan berkompetisi di dunia global dalam jangka panjang. Oleh karena itu kita harus berani menciptakan perubahan untuk kebaikan bersama di masa mendatang, meski harus menanggung resiko sementara untuk saat ini

Senin, 09 Mei 2011

PANDANGAN DAN KRITIK TENTANG MANUSIA MENURUT PLATO DAN THOMAS AQUINUS 
 
1. Pandangan Tentang Manusia Menurut Plato
Menurut Plato, martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa bersatu dengan raga. Jiwa telah berada lebih dulu sebelum dijatuhkan ke dunia dan disatukan dengan badan. Maka bagi Plato, yang disebut manusia atau pribadi adalah jiwa sendiri. Sedangkan badan dianggap Plato sebagai alat yang barguna sewaktu masih hidup di dunia ini. Tetapi badan itu, di samping berguna, sekaligus juga sebagai jiwa usaha untuk mencapai kesempurnaan , yaitu kembali kepada Dunia Ide.
Jiwa menurut Plato sudah berada sebelum bersatu dengan badan. Persatuan jiwa dengan badan merupakan hukuman karena kegagalan jiwa untuk memusatkan perhatiaannya kepada Dunia Ide. Jadi manusia mempunyai pra-eksistensi, yaitu sudah berada sebelum dipersatukan dengan badan jatuh ke dunia ini.
2. Pandangan Tentang Manusia Menurut Thomas Aquinus
Pendapat Plato di atas ditolak oleh Thomas Aquinus. Menurut Aquinus, yang disebut manusia sebagai pribadi adalah “makhluk individual(kesatuan antara jiwa dan badan) yang dianugerahi kodrat rasional”. Maka sejauh jiwa sudah bersatu dengan badan, yaitu sudah hidup meskipun belum dapat berdikari, haruslah disebut sebagai pribadi yang utuh. Bagi Aquinus tidak ada pra-eksistensi (jiwa sebelum dipersatukan dengan badan).
Jadi yang dimaksud dengan ‘pribadi’ oleh Aquinus adalah masing-masing manusia individual (manusia yang riil dan konkrit). Manusia adlah substansi yang komplet terdiri dari badan (materia) dan jiwa (forma). Manusia sebagai satu substansi bukan hanya terdiri dari badannya saja atau jiwanya saja, tetapi merupakan kesatuan yang utuh antara jiwa dan badan. Namun jika badan dijiwai oleh jiwa, atau jiwa menjiwai badan, maka terjadilah suatu pribadi yang lengkap dan mempunyai jatidiri.
Tetapi tidak setiap kesatuan jiwa-badan boleh disebut pribadi. Menurut Aquinis, forma dari setiap benda hidup di dunia ini disebut jiwa. Tetapi untuk bisa disebut pribadi, jiwa dalam kesatuan jiwa-badan tersebut haruslah jiwa rasional. Maka ‘pribadi’ menurut Aquinus adalah makhluk individual yang mempunyai kodrat rasional.
TANGGAPAN DAN KRITIK TERHADAP PENDAPAT TENTANG MANUSIA MENURUT
PLATO DAN THOMAS AQUINUS
Dari dua pendapat mengenai manusia di atas, rupanya untuk saat ini pendapat Aquinus relatif lebih dapat diterima oleh banyak pihak yang masih membicarakan hubungan badan-jiwa dari pada pendapat Plato. Namun kalau ditelusuri lebih lanjut , pendapat Thomas masih memuat beberapa permasalahan besar dan beberapa kritik, diantaranya yaitu:
a. Menurut Aquinus, jiwa manusia diciptakan secara langsung oleh Allah tanpa hubungan dengan badan. Namun dalam temuan biologi menyatakan bahwa dalam tubuh orang tua terdapat gen-gen (DNA) dalam kromosom yang akan menentukan sifat anak, perangai bakat, intelek, dll. Begitu juga dengan lingkungan yang turut andil dalam mempengaruhi pembentukan diri seseorang, sebab dalam perkembangan manusia selalu terlibat dalam pergaulan dengan dunia luar. Dan manusia juga sangat memerlukan bimbingan dan pendidikan sehingga mereka bisa mempraktekkan kemanusiaan mereka dan memainkan peran sesuai dengan yang dikehendaki Allah dalam kehidupan ini.
b. Plato yang melihat manusia sebagai homo-metafisikus(satu-satunya makhluk yang mampu menembus penampakan mencapai realitas mutlak). Padahal manusia mempunyai kemampuan yang terbatas (homo-limitus), yaitu dibatasi oleh keterbatasan akal, perasaan, dan nafsu. Sehingga menciptakan persepsi yang berbeda-beda pada setiap manusia. Yang mengakibatkan kebenaran yang satu berbeda dengan kebenaran yang lain sehingga tak akan mencapai realitas/kebenaran mutlak karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah semata.
c. Saya setuju dengan gagasan yang dikemukakan oleh Plato tentang teori 2 dunia yang terpisah, yaitu dunia inderawi (sebuah dunia benda-benda jasmani yang selalu berubah, plural dan oleh karenanya semu) dan dunia ideal (tempat bersemayamnya ide-ide yang bersifat kekal, tunggal, dan oleh karenanya sejati). Hanya saja dalam Islam istilahnya berbeda. Dunia ide sebelum manusia dilahirkan di dunia disebut zaman azali dan setelah meninggal ada dunia ide yang kekal yaituu alam akhirat, sedangkan dunia inderawi (di dunia) hanyalah bersifat sementara dan tidak kekal. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf:172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"<al-A'rof:172> 


d. Namun saya tidak setuju dengan Plato yang mengatakan bahwa persatuan jiwa dengan badan merupakan hukuman karena kegagalan jiwa untuk memusatkan perhatiaannya kepada Dunia Ide. Karena manusia diciptaka di dunia adalah sebagi kholifah, pengemban amanat yang diuji dan diberi kelebihan untuk memilih (menjadi orang baik atau sesat) agar mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa dalam keadaan apapun di dunia ini.


REFERENSI

Hadi, Hardono. Jati Diri Manusia (Berdasar Organisme Whitehead). 1996. Kanisus: Yogyakarta.
Gahral Adian, Donny. Matinya Metafisika Barat. 2001. Komunitas Bambu: Jakarta.
Faqih, Ammar. Jadilah Mu’min sejati. 1980. PT. bina Ilmu: Surabaya.
Al-Hasyimi, Muhammad Ali. Muslim ideal. 2004. Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta.
Davies, Paul. Membaca Pikiran Tuhan. 2002. Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta.

Jumat, 06 Mei 2011

TIPS MENGATASI LUPA DAN EMNINGKATKAN DAYA INGAT


Lupa telah menjadi ciri khas manusia. الانسان محل الخطاء والنسيان
Lupa merupakan gangguan dalam mengingat kembali (recall), gangguan dalam mengambil kembali informasi yang tersimpan dalam memori (retrieval), Gangguan mengenali kembali sesuatu apabila diberi isyarat (recognition). Banyak hal yang dapat membuat manusia menjadi lupa atas pengalaman masa lalunya. Kesibukan dan berbagai persoalan yang membelit dapat menjadi factor penyebab kelupaan.
Lupa menjadi suatu kenikmatan jika berkaitan dengan pengalaman pahit yang menyakitkan. Namun lupa akan menjadi petaka ketika lupa membuat kita lupa akan tanggung jawab, kehilangan harta, pekerjaan dan orang-orang yang kita sayangi.
Oleh karena itu, perlu kiranya untuk kita mengetahui beberapa hal yang menyebabkan lupa, serta bagaimanan tips untuk mengatasinya. Di antaranya yaitu:
Factor yang menyebabkan lupa:
1.    Kurang melatih daya spiritual
Seperti kata Imam Syafi’I bahwa ilmu adalah cahaya. Ilmu akan sulit masuk kepada orang yang bermaksiat, yang hatinya kotor.
Sumber ilmu adalah spiritualitas. Ketika spiritualiatas kita lemah, maka akan menyebabkan dimensi lain dalam diri kita juga lemah, termasuk daya ingat.
2.      Pikiran yang dikuasai hawa nafsu
Hawa nafsu sering mengajak kita kepada tindakan-tindakan yang negative. Jika pikiran ita dikuasai hawa nafsu, maka kita akan sering bermaksiat, pikiran dan hati menjadi tidak tenang, sehingga daya ingat kita akan menurun.
3.      Kurang belajar
Pikiran membutuhkan nutrisi yang membuatnya tumbuh dan berkembang. Nutrisi itu berupa membaca dan belajar. Jika kita kurang belajar, maka daya ingat kita akan lemah dan penyakit lupa akan menjangkit diri kita.
4.      Factor umur
Umur merupakan salah satu factor yang menyebabkan hilangnya banyak informasi yang terekam dalam daya ingat.
5.    Sakit fisik
Jika tubuh terserang penyakit tertentu, maka tubuh pun menjadi lemah dan daya ingat akan ikut melemah juga. Sebagaimana peribahasa Arab: العقل السليم في الجسم السليم
6.      Sikap meremehkan
Dunia adalah tempat menanam segala kebajikan, maka kita tidak boleh meremehkan sesuatu. Karena jika kita tidak pernah serius untuk merekam kondisi yang ada di sekitar kita, maka informasi yang terekam menjadi lemah. kita mudah melupakan dan mengabaikan informasi tersebut. Kita akan sulit mengingat kejadian yang pernah kita alami, sehingga kita tidak bias mengambil pelajaran dari pengalaman, sehingga hidup kita akan sama seperti kemaren atau lebih buruk.
7.      Rasa iri hati kepada orang lain
Jika kita terkena penyakit iri hati, maka kita tidak akan mendapatkan ketenteraman dan selalu berpikir negative kepada orang lain yang menyebabkan kita mengabaikan diri sendiri yang membutuhkan informasi yang cukup. Sehingga kita kesulitan dalam mengingat beragam informasi.
8.    Pengaruh beberapa jenis makanan
Berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman menyebabkan lemahnya kekuatan pikiran dalam menyerap berbagai informasi. Terutama makanan dan minuman yang mengandug gula da lemak yang berakibat negative terhadap daya ingat dan daya fikir. Jika hal itu terjadi, maka penyakit lupa tidak dapat dihindari.
9.      Handphone
Handphone mempunyai dampak negative terhadap kesehatan otak yang berpengaruh terhadap daya inga dan kecerdasan intelektual seseorang karena stimulasi gelombang yang dipancarkan oleh handphone.

Maka tips-tips yang bias kita lakukan untuk mengatasi lupa dan meningkatkan daya ingat adalah:
1.    Meninggalakan kemaksiatan
Dosa dan kemaksiatan merupakan penyakit yang menggerogoti hati. Jika kita melakukan kemaksiatan, maka menjadi berat dalam menjalankan kebaikan dan ketaatan.
Imam Syafi’i pernah mengeluhkan daya ingatannya yang jelek kepada gurunya Imam Waki;. Imam Waki’ lalu menasehatinya agar meninggalkan kemaksiatan. “Ilmu  itu cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan pada orang yang bermaksiat”, ujar gurunya.
2.    Bersyukur
Makana bersyukur adalah bahagia dengan apapun yang didapatkan hari ini. Inilah yang menentramkan dan membahagiakan hati, juga mendapat kkekuatan daya ingat.
Oleh karena itu, kita harus melatih diri kita untuk menerima dengan lapang dada, apa yang diberikan Allah.
3.    Meminta dido’akan oleh orang-orang yang sholeh
Abu Huroriroh pernah menagadu kepada Rosulullah tentang ingatannya yang jelek. Lalu Rosulullah meraba selendang abu Huroiroh . kemudian menyuruhnya untuk merengkuh selendang itu. Setelah itu dia tidak pernah lupa terhadap hadits yang diterimanya sedikit pun.
4.      Mendirikan sholat denagn rutin
Sholat merupakan aktifitas untuk menyatukan pikiran dan gerak tubuh sekaligus. Dalam sholat, kita juga melatih konsentrasi dan menstabilkan napas bersamaan dengan mengingat Allah SWT.
Selain itu ada sholat sunnah khusus yang diajarkan oleh Rosulullah kepada sahabat Ali Bin Abi Tholib ketika mengeluhkan hafalannya yang lemah. Sholat ini dinamakan sholat “taqwiyatul hifd” yang terdiri dari 4 roka’at.
·         Rokaat pertama membaca surat Al-Fatihaha lalu surat Yasin.
·         Roka’at yang kedua membaca surat Al-FAtihah lalu surat Ad_Dukhan
·         Roka’at yang ketiga membaca surat Al-Fatihah lalu surat as-sajadah
·         Roka’at keempat membaca surat Al-Fatihah lalu membaca surat A-Mulk
5.    Menguasai pikiran kita sendiri, jangan sampai dikendalaikan hawa nafsu.
6.    Meyakinkan pikiran kita bahwa Allah memberi daya ingat yang paling baik karena manusia diciptakan sebagai ahsani taqwim.
7.    Melatih daya ingat dengan pern\mainan, seperti catur, teka-teki, dan lain-lain. Namun tidak boleh sampai melupakan waktu.
8.    Melakukan olahraga setiap hari, seperti berjalan kaki dengan cepat, bersepeda, dll.
9.    Memakan makanan yang baik dan halal
Ada beberapa makanan yang baik untuk meningkatkan kinerja otak, yaitu: ikan, telur, daging ayam, pisang, susu, alpukat, daging sapi, hati ayam, gandum, dan kedelai, dll.

Demikianlah beberapa tips untuk menguatkan daya ingat, semoga ingatan kita semakin baik, semoga kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan tidak teledor di muka bumi ini, semoga rahmat dan ridlo Allah selalu menyertai langkah kita, amiin Ya Robbal ‘Alamiin…
Wallahu al-muwaffiq ilaa aqwaaami at-torik…
Wassalam…
^_^